Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#1 * perkenalan *)

SPACE IKLAN
- prolog

Pernah aku merasakan berjam-jam berada dalam bus yang sangat menjenuhkan, bus ini jalannya sangat lambat dan sering kali berhenti untuk menaikan penumpang, ya maklumlah, bus ini memang bus ekonomi jadi penumpangnya “tercecer” di sana-sini. Dasar bus Keong Racun, lambat lambat lambat …… ? huft….. Penderitaan kedua, udaranya itu loh, sangat pengap dan panas, hal ini di karenakan penumpang yang berjubel di tambah pedagang dan pengamen yang mondar-mandir mengais rejeki. Ok Ok Ok, untuk yang ini no problemo, saya malah salut melihat mereka, para “pengusaha” sejati…..

Tepat pukul 12:00 bus mulai meninggalkan terminal Kota Tegal, terik mentari di siang itu tak mengijinkan tubuh ini beristirahat walau sejenak, setelah 5 hari di gembleng alam bebas yang tak kenal ampun. Badan ini rasa-rasanya seperti habis bertempur melawan tentara israel (laknatulloh), seperti habis diberondong dan di lempar bom molotov pasukan musuh. Remuk semua, hadewh… ampun dah. . . .

Jangan harap ada ac di dalam bus sederhana ini, yang ada hanya ‘ac’ alami, angin cendelo (bhs jawa:angin dari jendela. hehehe  )

Melihat wajah team srikandi yang sangat “kusut”, membuatku merasa bersalah, tapi apa daya saya juga tidak bisa melakukan apa apa, maafkan saya yah . . Cuma itu yang bisa saya lakukan. . .

Borring Time, sangat, apel yang saya beli dari malang adalah satu-satunya pelepas kejenuhan. Satu buah, dua buah hingga gak tau berapa yang saya makan, tapi akhirnya perutku yang terserang,,, haduh. . .apes apes, suka sekali kau datang padaku…..

Semakin tidak nyaman saja perjalanan ini. . .

“Cirebon cirebon, abis, yo cirebon, jakarta, jakarta”, teriak sang kenek memecah lamunanku, bentar lagi sampai pikirku, tapi beberapa lama kok gak nyampe-nyampe yah. . .

Haduh, menunggu 2 jam 3 jam, mulai dah frustasi, stresss, arrggghh. . . . Sempat kepikiran untuk loncat keluar bus dan mencari bus lain atau naik taxi sekalian. Hhhmmm . . . Tapi bagaimana nasib team srikandi beruang madu ini kalau saya gak ada, yah walaupun saya gak ada gunanya tapi kalau ada apa-apa dengan mereka saya lah orang yang akan merasa sangat berdosa. Fiuuhh . . .

Ok! Ok! Saya mencoba bersabar dan ngobrol dengan teman sebangku, gak jelas memang obrolannya, dan kayaknya orang yang nulis ini pun juga gak jelas, hehe (kalo kata si ida mah gajebo, hehe) betul banget, memang rada aneh penulisnya. Pukul 17:00 bus mulai memasuki subang, dan tak lama kemudian masuk daerah karawang, heem bentar lagi, dan akhirnya jam 18.30 bus sampai di daerah bernama simpang cikampek,akhirnya perjalanan ini selesai juga, sebenarnya saya ingin mengantar mereka sampai jakarta, tapi mereka bilang ‘tidak usah!’, ‘ya sudahlah’ jawabku. . . Beberapa jam kemudian team “beruang madu” sempat panik karena ada info tiga orang srikandi belum sampai rumah, padahal sudah jam 22:00, tapi setelah di tunggu dengan penuh rasa cemas, akhirnya sekitar jam 23:00 saya dapat kabar mereka sudah sampai rumah masing-masing dengan selamat. Tidak tahu perjuangan mereka seperti apa untuk sampai ke rumah tercinta. Rasa syukur ini layak dan wajib kami curahkan pada Yang Diatas, “Alhamdulillah ya Allah, Kau berikan keselamatan pada kami semua. . .”

Ok sekarang saya bisa kerja dengan tenang, yups malam itu saya langsung kerja, padahal tubuh ini belum istirahat sama sekali, dan apalagi mata ini, 5 hari gk terpejam secara ‘benar’, hadewh, but it’s no problemo. Hehe. . . ini harga yang harus saya bayar,harga yang harus saya tebus untuk banyak keindahan dan pelajaran yang saya dapat dari “Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa. . .”

” Terima Kasih “

Dan semua impian itu dimulai dari sini……
gambar bunga edelweis, semeru, bunga abadi
Sejuk Sang Edelweis

-perkenalan

Setelah turun dari Pangrango, tak lupa saya meminta alamat E-mail dari teman-teman asal Bandung dan lainnya, bercakap-cakap di “situs jejaring sosial kelas kakap saat ini”, tukeran nomor Handphone, dan merencanakan pendakian (kayaknya memang hal ini yang menjadi tujuan utamanya). Deal, target sudah ditetapkan. Rencana semula kami ingin mencumbui keindahan padang savana merbabu, tapi di tengah jalan kami berubah “impian” (dengan sangat terpaksa impian ke merbabu kami simpan dahulu, menunggu kesempatan berikutnya datang), tujuan kami menjadi sedikit lebih jauh dan melenceng ke sisi timur Pulau Jawa, Gunung Semeru. Beberapa minggu setelah merencanakan pendakian Merbabu, Usi (namaƂ  temenku di Pangrango)mendapat info tentang pendakian Semeru, info itu dia dapat dari temannya. “Impian” kami mulai goyah, alhasil Semeru yang kita ambil (sebenarnya Merbabu  memang terancam gagal karena suatu hal, jadi kabar tentang Semeru ini semakin menarik perhatiaan kami).

Ada sebuah group di “situs jejaring sosial kelas kakap saat ini” yang di motori kenalan Usi. Group itu adalah KPAW (Komunitas Pecinta Alam Warna-Warni) dengan seorang “motor” handal Om Yudi Priyanto…….  Langsung saja kami menjadi member di group itu (hasil “penambahan” Neng Usi) dan setiap hari kami “memantau” perkembangan setiap info Semeru dari KPAW, serta tentang prosedur pelaksanaan Pendakian Ceria Warna-warni. Pendakian itu sendiri akan dilaksanakan tanggal 1-5 juni 2011. “Masih 1,5 bulan, cukup “, pikirku,. Saatnya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, mulai dari hal terkecil sekalipun, karena ekspedisi ini bukanlah ekspedisi sembarangan, karena ekspedisi ini adalah ekspedisi Tanah Tertinggi di Pulau Jawa . . .

Bersambung . . .

Tentang sesuatu yang aku anggap benar. . .
Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa  (#1 * perkenalan *)
Andriansyah Ashari

Rating: 4.5
SPACE IKLAN
Judul: Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#1 * perkenalan *)
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh camie_ayapoe

Comments
0 Comments

0 comments:

Copyright © 2012 Ayo Mendaki Gunung.