Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#2 * berburu-meeting *)
SPACE IKLAN
- berburu
Teh Eni Rohaeni, Emay Marsita dan Teh Usi,
itulah partner-partnerku, mereka biasa kami sebut Team Roker Bandung
(Roker: berasal dari kata Rok dan mendapat akhiran -er, yang artinya
Pemakai Rok. Benar begitu adanya, saat bertemu mereka pertama kali di
Pangrango saya sempat kaget, ” ini orang mau ke gunung atau ke Majlis
Ta’lim sih?” gumamku dalam hati. Tapi akhirnya di tengah jalan saya
dibuat “kagum” oleh wanita-wanita perkasa ini, 8 jempol buat kalian,(*
dibagi rata yah….!!!!!
Ada satu lagi anggota mereka, Imas
Saripah), memang rencana semula saya akan berangkat bersama mereka
bertiga. Tapi setelah kupikir-pikir sepertinya saya butuh teman yang
lebih banyak lagi. Dan “perburuan” partner pun dimulai.
Saya punya cara yang ampuh untuk mencari partner, yaitu dengan cara membuat status di “situs jejaring sosial kelas kakap saat ini” , saya tulis saja “puncak abadi para dewa”. Dan benar adanya, banyak sekali respon dari teman-temanku di “situs jejaring sosial kelas kakap saat ini”
itu. Dari tukang cendol, tukang sol sepatu, sampai tukang sedot WC,
hehehehe, (*becanda). Dan akhirnya setelah menjalani “seleksi alam”
yang sangat ketat, Duo Maia lah yang terpilih dari beberapa orang yang
merespon, mereka adalah si Sony Eko “nyelonong bae” Prasetyo dan si Dian “Rancu’ Sengsara” eh maaf salah “Rancu’ Samsara”. Oh iya, team Roker Bandung ditengah jalan kandas mimpinya untuk ikut ke Semeru, (* kasihan mereka gak dapat SK dari Ortu, ok no problemo, kapan kapan kalian pasti bisa kesana. Mahameru tidak akan kemana-mana kok.
- meeting Trio Kwek-Kwek
Karena waktu yang sudah mepet banget, saya segera menyusun agenda TM (Technical Metting). Pas banget saat itu temenku Sony ingin main ke tempatku, jadi sekalian aja saya pertemukan dia dengan si Dian. Segera kami merapat ke rumah Dian untuk menyiapkan strategi perang, teknik penyerangan, strategi bertahan dan voting transport. kami saling tukar saran, kasih ide dan masukan, dan menentukan tujuan, apakah kami mengambil Semeru dan Bromo aja, atau ditambah opsi lainnya, yaitu Dieng atau Gunung Kelud. Tak begitu lama “konferensi meja jajar genjang” akhirnya kelar juga, dari TM itu kami bertiga memutuskan untuk naik kereta ekonomi “Matramanjaya”, eh salah “Mataremaja”, waduh salah lagi, “Matarmaja” ya ini yang benar, (* maaf pak masinis, seenaknya sendiri ganti-ganti nama kereta. ckckckckckck.
Dan opsi tambahan kami (Dieng/Gunung Kelud) akhirnya kami hapus, mengingat saat itu Dieng sedang “batuk-batuk”. Untuk Gunung Kelud, melihat medan Semeru yang akhir-akhir ini mulai tidak bersahabat, kami berasumsi sepertinya Kelud harus kami “delete” agar kondisi tubuh kami fit dan bisa menikmati tujuan utama kami, Semeru dan Bromo.
Keesokan harinya, kami mulai
mengumpulkan peralatan team yang belum lengkap. Kalau sekiranya harganya
bersahabat kami lebih baik membelinya, tapi kalau harganya cukup
merepotkan kantong kami, kami biasanya memilih untuk pinjem sana pinjem
sini. Saat itu memang hari yang panjang, capek gak karuan mondar-mandir
kesana kesini.hmmmmm…
Dan akhirnya sampai juga di tanggal itu, 1 juni 2011. Kami berdua, Saya dan Dian naik kereta Matarmaja dari stasiun Cikampek menuju ke arah Jakarta . . . . ( loh kok ke Jakarta? bukankah Semeru di Jawa Timur? Hoeh Mas kebalik Mas kebalik, Stop Pak ….!!! Pak Masinis Stop!!!!!!!!!)
Bersambung . . .
Tentang sesuatu yang aku anggap benar. . .
Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#2 * berburu-meeting *)
Andriansyah Ashari-:
Rating: 4.5
Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#2 * berburu-meeting *)
Andriansyah Ashari-:
Rating: 4.5
SPACE IKLAN
Judul: Perjalanan Hati ke Puncak Abadi Para Dewa (#2 * berburu-meeting *)
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh camie_ayapoe
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh camie_ayapoe